Kembara Nusantara 2.0: Pertemuan Mahasiswa Indonesia dan Malaysia
SUKABATAM.com – Sebuah inisiatif kolaboratif yang monumental hadir dalam internasional pendidikan antara Indonesia dan Malaysia melalui program Kembara Nusantara 2.0. Kegiatan ini bukan sekadar program akademis normal, melainkan wadah yang efektif untuk pertukaran gagasan, budaya, dan pengalaman. Diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dengan kolaborasi bersama Fakulti Perikanan dan Sains Makanan (FPSM) Universiti Malaysia Terengganu (UMT), kegiatan ini berlangsung dengan sangat meriah mulai tanggal 5 hingga 8 Mei 2025. Mengusung tema “Creativeprenure: Cabaran Penemuan Menjana Impak”, acara ini bertujuan menunjukkan bahwa kreativitas dan kewirausahaan bisa membawa akibat positif dalam masyarakat.
Selama empat hari penyelenggaraan, Kembara Nusantara 2.0 menjadi lanjutan dari kerja sama akademik yang sudah dirintis sejak tahun 2022. Program sebelumnya pun telah berhasil menciptakan berbagai kegiatan mobilitas mahasiswa, sehingga memberikan peluang lebih luas bagi para peserta buat belajar dan berkembang di taraf internasional. Pembukaan acara dilakukan oleh Dr. Dony Apdillah, S.Pi., M.Si., Dekan FIKP UMRAH, di Auditorium UMRAH. Dalam sambutannya, Dr. Dony mendukung kebijakan pendidikan tinggi yang memperhatikan aspek sosial dan lingkungan secara lebih terintegrasi. Dari pihak UMT, Dr. Nor Fazliyana Mohtar turut memberikan sambutan, sekaligus berpartisipasi sebagai pembicara dalam kuliah generik bersama Dr. Lily Viruly dari UMRAH.
Penemuan dan Kreativitas Sebagai Fokus Primer
Salah satu agenda primer dalam Kembara Nusantara 2.0 adalah talk show yang menyoroti inovasi dalam bidang kelautan dengan judul “Cerita Penemuan dari Laut untuk Masa Depan”. Talk show ini berhasil menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif seperti Ir. Kartika Kusumastuti, CPSM sebagai pengusaha perikanan, Fitria Ulfah, S.P., MM yang merupakan dosen sosial ekonomi perikanan, Siti Kusmiati, S.Pi sebagai GM Seven Clean Seas Indonesia, dan Muhammad Azmi, M.E, seorang akademisi serta aktivis lingkungan. Melalui diskusi ini, peserta diajak buat memahami pentingnya penemuan dan kreativitas dalam menghadapi tantangan masa depan.
Puncak kreatifitas peserta ditandai dengan rangkaian Expo UMKM dan kompetisi Creativepreneur. Sebanyak sepuluh tim yang terdiri dari mahasiswa UMRAH dan UMT bersama-sama mempresentasikan berbagai produk inovatif berbasis hasil perikanan, seperti “Satauhu” dan “Cemilan Lekor”. Dalam kompetisi tersebut, tim-tim terbaik pun akhirnya dipilih oleh dewan juri, yakni Kampiun 1: Satauhu (Group 4), Kampiun 2: Kernas Bun (Group 3), Kampiun 3: Epok-Epok Ikan (Group 6), dan Juara Favorit: Cemilan Lekor (Group 1). Seluruh ide yang disertakan dalam kompetisi akan didokumentasikan dalam sebuah kitab, sehingga dapat menjadi surat keterangan inovasi berbasis maritim untuk masyarakat luas.
Edu-Ekowisata dan Kepedulian Lingkungan
Mengangkat visi edukasi dan kelestarian lingkungan, program Kembara Nusantara 2.0 juga menekankan tanggung jawab sosial melalui aktivitas langsung di lapangan. Peserta diajak untuk terlibat dalam kegiatan Edu-Ekowisata dan Beach Clean-Up di Desa Pengudang, Tanjung Pinang, yang dilaksanakan pada hari ketiga. Dalam kegiatan ini, sebanyak 150 kilogram sampah berhasil dikumpulkan dari pesisir, serta 100 bibit mangrove ditanam buat memperkuat upaya menjaga ekosistem pantai dan perairan.
Sebagai bagian dari acara penutupan, seluruh peserta menikmati wisata budaya ke Pulau Penyengat yang disusul dengan Gala Dinner. Acara makan malam ini bukan hanya menandai berakhirnya program, namun juga menyuguhkan pertunjukan seni dari mahasiswa kedua negara. Pertunjukan tersebut menjadi simbol dari pertukaran budaya dan penguatan persaudaraan dua bangsa serumpun yang terjalin erat.
Program Kembara Nusantara 2.0 ini, sejalan dengan tujuannya, rupanya bisa melebihi batas akademik dan bisnis. Acara ini menjadi pelopor dalam upaya kolaboratif lintas negara yang mendorong penemuan